PENETRASI BARAT KE DUNIA ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
masa kerajaan Utsmani, Syafawi dan Mughal dapat mengembalikan citra islam dari
keterbelakangan dan kejayaan ini bertahan sampai abad ke-17. Pada abad ini
Islam mengalami masa kehancuran yang sesungguhnya. Tiga kerajaan Islam yang
menguasai dunia tidak lagi menjadi Super Power.
Setelah itu Islam mengalami masa kemunduran
dari berbagai bidang yaitu, bidang politik, militer, ekonomi dan ilmu pengetahuan.kemunduran
ini terjadi karena kerajaan-kerajaan yang ada tidak lagi mempunyai penguasa
yang kuat dan miiliter yang tangguh
sehingga terjadi banyak pemberontakan yang sulit dikendalikan. Sedangkan dari
bidang ekonomi karena merupakan konsekuensi dari hilangnya monopoli dagang
antara Timur dan Barat dari tangan Islam.
Di
posisi yang sama Negara Barat sedang melangkah kedepan dalam berbagai bidang,
kemajuan ini tidak lepas dari pengaruh pemikiran Ibn Rusyd yang telah
dikembangkan di Eropa. Dari perkembangan inilah melahirkan banyak tokoh yang
dapat meningkatkan taraf hidup ekonomi Barat baik dari tekhnologi atau militer.
Eropa memiliki modal untuk menanamkan pengaruh dan kemudian menguasai
daerah-daerah Islam demi mencapai kepentingannya.[1]
1.2 Rumusan Masalah
Pembahasan
makalah kali ini memiliki beberapa rumusan masalah pokok yang harus dibahas,
yang di antaranya :
1.
Membandingkan Kondisi umat Islam dan Barat pada abad ke 16-17
2.
Mengidentifikasi peta penetrasi Barat
3.
Bagaimana bentuk-bentuk
penetrasi Barat terhadap Islam?
4.
Apa respon umat Islam terhadap penetrasi Barat ?
5.
Apa dampak penetrasi terrhadap peradaban Islam ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
kita mengenai sejarah Penetrasi Negara Barat terhadap Dunia Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Latar
Belakang Penetrasi Barat ke Dunia Islam
Abad
ke-19 M merupakan abad kemajuan kolonialisme Barat yang melanda hampir semua
belahan dunia Islam. Dunia Islam tidak hanya menjadi terpecah belah namun
menjadi incaran politik dan ekonomi. Barat tidak hanya menguasai politik namun
mereka juga mengeksploitasi kekayaan alam, dunia Islam tidak berdaya menghadapi
penetrasi Barat sehingga hampir seluruh dunia Islam menjadi daerah jajahannya,
kecuali empat Negara yaitu Turki, Saudi Arabia, Afganishtan dan Yaman.
Penetrasi
Barat disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu :
1.
Faktor Internal
a.
Politik tiga kerajaan Islam mengalami kemunduran sejak abad ke-17.
b.
Ekonomi dunia Islam mengalami kemunduran akibat besarnya anggaran
biaya militer untuk mempertahankan
wilayah kekuasan yang luas. Dunia Islam pun mulai kehilangan sumber pendapatan
dari jalur perdagangan Tanjung Harapan dan para penguasa islam hidup
berfoya-foya menyalahgunakan uang Negara.
c.
Pemikiran tradisional berkembang di dunia Islam. Umat Islam mulai
menutup pintu ijtihad dan berorientasi dengan kehidupan akhirat dengan sikap
taklid.
2.
Faktor Eksternal
a.
Dengan ditemukannya Tanjung Harapan dan Benua Amerika perkonomian
Barat mengalami kemajuan yang sangat pesat namun sangat merugikan bagi dunia
Islam. Negara Barat mengeksploitasi dan menguras kekayaan alam dan sumber daya
manusia di daerah yang dikuasainya.
b.
Politik atau penguasaan wilayah akan memudahkan penguasa kolonial
melakukan hubungan dagang dan monopoli. Stabilitas politik dalam negara jajahan
diperlukan untuk memperlancar eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya
manusia serta mempertahankan kepentingan ekonomi dari gangguan rekan koloni
lainnya.
c.
Pemikiran rasional berkembang di Barat yang berasal dari dunia
Islam terutama dari universitas-universitas yang ada di Spanyol dan Sicilia.
Dengan metode berfikir yang rasional dan filosofis ini, Barat mampu
mengembangkan sains dan teknologi sehingga menemukan berbagai penemuan,
revolusi industri, dan penguasaan jalur dagang internasional.
2.2 Kondisi Umat Islam dan Barat pada Abad ke 16 –
17
2.2.1
Kondisi Islam Abad ke-17
Pada
abad ini tiga kerajaan yang menguasai dunia mengalami kemunduran dalam berbagai
bidang. Menurunnya tiga kerajaan disebabkan oleh beberapa hal :
1.
Turki Ustmani, ditandai oleh beberapa hal :
a.
Pemberontakan di Syiria yang
dipimpin oleh Kurdi Juabulat.
b.
Pemberontakan di Libanon oleh Druze Asir Fakhruddin.
c.
Peperangan dengan tentara tetangga, seperti Venesia tahun 1645-1664
M.
d.
Munculnya sultan-sultan yang kurang mampu dalam memimpin
pemerintahan.
e.
Kemerosotan akhlaq dan korupsi.
2.
Mughal di India ditandai oleh beberapa hal[2]
:
a.
Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer dan kurang
terampil dalam mengoperasikan persenjataan.
b.
Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit poltik.
c.
Semua pewaris tahta kerajaan paruh terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan.
3.
Kerajaan Safawi, ditandai oleh beberapa hal :
a.
Konflik berkepanjangan dengan Kerajaan Utsmani.
b.
Rusaknya moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan tersebut.[3]
2.2.2
Kondisi Barat Abad ke -17
Pada
awal kebangkitannya, Barat menghadapi tantangan yang sangat berat karena
kekuatan Islam saat itu sangat sulit untuk dikalahkan. Pada abad ke 12 M Islam sedang mengalami kejayaan di Spanyol,
banyak orang Barat yang datang untuk belajar disana, kemudian menerjemahkan
karya-karya ilmiah umat islam. Setelah mereka pulang ke Negara masing-masing,
mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dalam mengajarkan
ilmu-ilmu yang dipelajari dalam universitas Islam itu, dan akhirnya melahirkan
reformasi dan rasionalisme di Barat[4].
Usaha
Barat dalam mengejar ketinggalannya pun tidak berhenti begitu saja, selain itu
mereka berusaha menembus lautan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai dinding
yang membatasi gerak. Mereka melakukan penelitian tentang rahasia alam berusaha
untuk menaklukan lautan dan menjelejahi benua yang sebelumnya masih diliputi
kegelapan.
Pada
tahun 1492 M, ketika Christoper Colombus berlayar melintasi Atlantik, mencari
rute ke India, dan secara tak sengaja berhasil menemukan Benua Amerika[5],
dan Vasco Da Gama menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung Harapan. Benua
Amerika dan Kepulauan Hindia segera
jatuh kebawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan ini membawa pengaruh besar terhadap
perekonomian bangsa Eropa. Perekonomian Eropa semakin maju dan mereka dapat
memperoleh kekayaan yang tak terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan
negerinya. Kemajuan Barat dipercepat dengan penemuan dan perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan, seperti ditemukannya mesin uap, teknologi perkapalan
dan militer berkembang dengan pesat[6].
Karena
kemajuan ini Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan ke seluruh
dunia tanpa ada hambatan dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu Negara
Islam jatuh ketangan Barat.
2.3
Peta Penetrasi Barat
Penjajahan
Bangsa Eropa Modern atas Dunia Islam
Gerakan penjajahan yang dilakukan bangsa Eropa dimulai seiring
dengan berhasil ditemukannya beberapa kawasan geografis pada awal abad ke-15 M.
Kala itu, kekuatan Barat-Kristen mulai menyerang wilayah Islam di Andalusia
yang dilanjutkan dengan penyerangan terhadap Maroko. Masa penjajahan bangsa
Eropa ini berlangsung selama abad ke-18 dan ke-19 M, sesaat setelah terjadinya
Revolusi Industri di Eropa Barat pada tahun 1780 M. Tiga tahun kemudian, pada
tahun 1783 M, Amerika Serikat memerdakan diri dari Inggris yang kemudian
menyebabkan semakin berkurangnya daerah koloni di Dunia Baru sehingga mendorong
para penjajah untuk mencari wilayah pendudukan baru di Benua Afrika dan Asia. Berikut adalah tabel Negara Penjajah
yang menjajah negara-negara Islam[7]
:
No.
|
Negara Penjajah
|
Negara Islam yang Dijajah
|
1
|
Portugal
|
Mozambik
|
2
|
Spanyol
|
Daerah pinggiran Marrakesy, daerah Ifni Maroko,
Sahara Maroko, daerah Moro di Filipina.
|
3
|
Inggris
|
Malaysia, Semenanjung India, Kuwait, Bahrain, Qatar,
Emirat, Oman, Aden, Mesir, Sudan, Uganda, sebagian Somalia, Eritrea,
Tanzania, Nigeria, Siprus, Ghana, Irak, Yordania Timur, Palestina, Iran
Selatan.
|
4
|
Perancis
|
Indochina, Mali,Chad, Niger, Senegal, Madagaskar,
Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, Guinea, Djibouti, Syria, Libanon,
Klikea.
|
5
|
Belanda
|
Kepulauan India Timur (Indonesia)
|
6
|
Belgia
|
Kongo, beberapa pulau di Indonesia.
|
7
|
Italia
|
Libya, sebagian Somalia dan Eritrea.
|
8
|
Rusia
|
Siberia, Turkistan Barat, beberapa daerah Islam di
sekitar Sungai Volga dan Ural, Semenanjung Krimea, negara-negara Kaukasus,
Iran Utara.
|
2.4
Bentuk Penetrasi Barat Terhadap Dunia Islam
Motivasi bangsa-bangsa Barat datang
ke negara-negara Islam adalah motivasi ekonomi, politik, dan agama. Mereka
datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur.
Akhirnya mereka terangsang oleh keuntungan besar dan ambisi yang kuat, sehingga
muncullah keinginan untuk menguasai semua sistem ekonomi dan politik
negara-negara Islam yang dikuasainya. Saat itu dunia Islam sedang berada pada
masa kelemahan dan kemunduran sehingga ketika bangsa Barat datang, negara Islam
tidak mampu bersaing dengan Bangsa Barat yang ketika itu mereka didukung dengan
kekuatan politik militer yang tangguh. Dan saat itulah dunia Islam berada dalam
kekuasaan kaum Imperialisme Barat.[8]
Kekejaman Bangsa Barat dalam bidang
ekonomi dan politik terlihat dari upaya mereka untuk melakukan monopoli sistem perdagangan,
yakni dengan merebut pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah perdagangan
umat Islam dari Arab, Persia, India dan Cina. Mereka menguras kekayaan hasil
bumi dengan cara-cara paksaan, bahkan dengan kekerasan senjata dalam merebut
wilayah tersebut. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat sehingga
Eropa menjadi penguasa lautan dan beban melakukan kegiatan ekonomi dan
perdagangan dari dan ke seluruh dunia[9].
Selain itu juga mendirikan kongsi dagang, seperti Inggris yang mendirikan BEIC
(British East Indies Company) dan Belanda mendirikan VOC (Verinidge
Oast Indies Compagni).
Dalam bidang kemasyarakatan,
penjajah sengaja memisahkan antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil. Kaum
bangsawan dibujuk agar mau menuruti kehendak penjajah dengan mendapatkan posisi
jabatan tertentu. Rakyat kecil selalu diawasi agar mereka tidak memberontak serta
harus patuh dan tunduk pada penguasa yang menjajahnya.
Di bidang keagamaan, kaum penjajah
seringkali melakukan penghinaan terhadap umat Islam. Mereka mengatakan bahwa
kaum agama (Islam) adalah orang-orang yang bodoh dan terelakang. Oleh karena itu,
mereka tidak pantas mengatur masyarakat. Kaum agama tidak boleh berpolitik,
mereka cukup melakukan ibadah sajaa di masjid. Mereka dilarang melakukan
kegiatan-kegiatan organisasi. Orang-orang Islam yang baru pulang haji juga
tidak lepas dari pengawasan pemerintah kolonial. Pengawasan ini dilakukan agar
mereka tidak terpengaruh oleh gerakan-gerakan pembaruan dan perlawanan
bangsa-bangsa Asia-Afrika yang digerakkan oleh para pembaharu Islam. Selain
itu, khususnya negara Spanyol dan Portugis, mereka juga berusaha untuk
menyebarkan agama Kristen di wilayah jajahannya. Kedua negara ini masih
menyisakan pengalaman sejarah pahit selama beberapa abad ketika berda di bawah kekuasaan
Islam. Portugis misalnya, membawa tiga misi; gold, glory, dan gospel,
yaitu, mencari kekayaan, mencari kejayaan, dan menyebarkan agama kristen.
Para penjajah juga menyebarkan
budaya yang merusak bangsa dan agama. Seperti budaya minum keras, berjudi,
pergaulan bebas, dan sebagainya. Dengan cara-cara seperti itu penjajah merusak
peradaban Islam dan dengan demikian mereka dapat berharap dapat dengan mudah
menguasai negara dan masyarakat Islam
yang berada dibawah kekuasaannya.
Selain berupa penaklukan dan penyerangan negara-negara
Barat juga banyak melakukan penindasan, penghisapan dan perbudakan, yang sangat
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Penindasan dilakukan kepada
wilayah-wilayah yang telah dikuasainya untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih
besar. Penghisapan terutama pada hasil bumi dan kekayaan alam negara yang dijajahnya
serta perbudakan banyak dialami oleh orang-orang Islam yang wilayahnya telah
jatuh ke tangan negara-negara Barat.
2.5 Respon Umat Islam
Terhadap Penetrasi Barat dan Dampaknya Terhadap Peradaban Islam
2.5.1 Respon Umat Islam
Terhadap Penetrasi Barat
Setelah melalui berabad abad
terjajah pada akhirnya karena benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa
menyadarkan umat Islam memang jauh tertinggal dari Eropa. Yang paling merasakan
hal itu diantaranya, Turky Usmani, karena kerajaan ini yang petama dan utama
mengahadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa pengusa dan pejuang pejuang
Turki untuk belajar dari Eropa.
Usaha untuk memulihkan kembali
kekuatan Islam pada umumnya yang dikenal sebagai gerakan pembaharuan didorong
oleh dua faktor yang saling mendukung, pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur
asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam itu dan menimba
gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Yang pertama
seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab
(1703-1787 M) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India, dan gerakan
Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh said Muhammad Sanusi dari
Aljazair. Sedangkan yang kedua, tercermin dalam pengiriman para pelajar muslim
oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu
pengetahuan dan dilajutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke
dalam bahasa Islam. Pelajar-pelajar muslim asal India juga banyak yang menuntut
ilmu ke Inggris[10]
Di Mesir, benih-benih gagasan
nasionalisme tumbuh sejak masa al-Tahtawi (1801-1873 M) dan Jamalauddin
al-Afgani. Tokoh pergerakan terkenal dengan memperjuangkan gagasan ini di Mesir
adalah ahmad Urabi Pasha. Bangkitnya nasionalisme terjadi karena gagasan dan
kesamaan bahasa dan juga ditambah lagi usaha oleh bangsa barat yang ingin
mendirikan negara Yahudi di tengah tengah bangsa arab dan di negri yang
mayoritas Arab. Langkah selanjutnya untuk bangkit yaitu mereka berusaha
mendirikan negara kesatuan Arab. Pada tanggal 12 Maret 1945, mereka berhasil
mendirikan Liga Arab. Tetapi, terbentuknya Liga Arab itu, belum berarti
cita-cita utama, berdirinya negara Arab bersatu, sudah tercapai. Apalagi,
ketika itu kekuasaan Barat masih tetap bercokol di sana.
2.5.2 Dampaknya Terhadap Peradaban Islam
Adanya penetrasi Barat ke dunia
islam yang berlangsung selama beberapa abad, tentunya mempunyai dampak
tersendiri, khususnya pada bidang ekonomi dan politik. Namun tidak hanya
dibidang ekonomi dan politik saja termasuk bidang Pendidikan dan budaya juga
terkena dampaknya, dampak ini membuat melemahnya kesatuan umat islam karena
banyak merugikan. Berikut dampak-dampak yang terjadi akibat penetrasi barat ke
dunia islam[11] :
a.
Dalam Bidang Politik
- Penjajahan itu menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajahnya.
- Politik kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tanpa menghiraukan penderitaan orang lain, rakyat kecil jadi tertindas.
b.
Dalam Bidang Ekonomi
- Dengan berkembangnya sistem kapitalisme, kemiskinan akan terus bertambah. Kesengsaraan Umat Islam akan makin parah.
- Sistem kapitalisme ini akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran.
c.
Dalam Bidang Sosial Pendidikan
- Penjajah senantiasa membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan.
- Kaum agamis tidak diperbolehkan berpolitik. Penjajah khawatir jika ada orang-orang Islam menggerakkan organisasi untuk kemajuan umatnya. Rakyat kecil tidak diberi hak untuk sekolah, yang boleh sekolah hanya anak-anak pejabat saja.
d.
Dalam Bidang Budaya
- Budaya yang disebarkan penjajah dapat merusak agama yang dimiliki bangsa yang dijajahnya; seperti minum arak, berjudi, pergaulan bebas dan budaya negatif lainnya yang disebarkan.
- Pelajar jauh dari agama, mereka dijauhkan dari agama.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abad
ke-19 M merupakan abad kemajuan kolonialisme Barat yang melanda hampir semua
belahan dunia Islam. Dunia Islam tidak hanya menjadi terpecah belah namun menjadi
incaran politik dan ekonomi. Barat tidak hanya menguasai politik namun mereka
juga mengeksploitasi kekayaan alam, dunia Islam tidak berdaya menghadapi
penetrasi Barat sehingga hampir seluruh dunia Islam menjadi daerah jajahannya,
kecuali empat Negara yaitu Turki, Saudi Arabia, Afganishtan dan Yaman.
Penetrasi Barat disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
Pada abad ke-17
M tiga kerajaan yang menguasai dunia mengalami kemunduran dalam berbagai
bidang.
Pada awal
kebangkitannya, Barat menghadapi tantangan yang sangat berat karena kekuatan
Islam saat itu sangat sulit untuk dikalahkan. Pada abad ke 12 M Islam sedang mengalami kejayaan di Spanyol,
banyak orang Barat yang datang untuk belajar disana, kemudian menerjemahkan
karya-karya ilmiah umat islam. Setelah mereka pulang ke Negara masing-masing,
mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dalam mengajarkan
ilmu-ilmu yang dipelajari dalam universitas Islam itu, dan akhirnya melahirkan
reformasi dan rasionalisme di Barat.
DAFTAR
PUSTAKA
al-Maghluts,
Sami bin Abdullah. Atlas Agama Islam. Jakarta: Almahira. 2009
Amin,
Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah. 2013
Ansary,
Tamim. Dari Puncak Baghdad; Sejarah Dunia Versi Islam. Jakarta: Zaman.
2009.
Edyar, Busman dkk. Sejarah Perdaban Islam. Jakarta:
Pustaka Asatruss. 2009
Yatim,
Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada. 2008
www.google.com
[1]
Busman Edyar dkk, Sejarah Peradaban Islam, hal 167.
[2] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hal 163.
[3]
Busman Edyar dkk, Sejarah Peradaban Islam, hal 168-171.
[4] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, hal 169.
[5] Tamim
Ansary, Dari Puncak Baghdad; Sejarah Dunia Versi Islam. Jakarta: Zaman.
2009. Hlm. 329
[6] Ibid.
hal 174-175.
[7] Sami
bin Abdullah al-Maghluts. Atlas Agama Islam. Jakarta: Almahira. 2009.
Hlm. 240
[8]
Samsul Munir Amin. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah. 2013. Hlm.
349
[9] Badri
Yatim. Op.cit, Hlm. 175
[10]
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. hlm. 184
[11]
Busman Edyar dkk. Sejarah Peradaban Islam. Hlm.178
Komentar