GELAP HATI, GELAP MATA, GELAPNYA NEGARAKU
Sebelum kita membaca isi tulisan ini, saya ingin mengajak pembaca
untuk terlebih dahulu menyanyikan dan merenungi makna lagu yang diciptakan WR.
Supratman yang berjudul Indonesia Raya.
Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru, Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku, bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya merdeka merdeka
Tanah ku negeriku yang kucinta
Indonesia Raya merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia adalah Negara yang penuh dengan pesonanya dan juga membuat miris banyak hati, kekayaan Indonesia
yang melimpah ruah tidak dipergunakan sebaik mungkin, dari yang di udara,
daratan maupun yang ada dilaut. Lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, segala
upaya pembangunan negeri ini dicanangkan, dengan dalih mensejahterakan
masyarat. Tapi dibelakang itu semua terjadi permainan uang yang entah hilang
kemana untuk kepentingan pribadi.
Seperti subsidi BBM yang seharusnya bisa dirasakan manfaatnya bagi
orang-orang yang membutuhkan tapi malah sebaliknya, subsidi BBM 80% hanya bisa
dirasakan orang-orang kaya. Dari total seluruh penduduk jiwa di Indonesia
kurang lebih hanya 65% yang telah mendapatkan akses listrik, sulitnya
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena mahalnya biaya sekolah,
dan sebagainya. Inilah salah satu dari sekian banyak potret permasalahan pada
negeri ini.
Setiap hari berita-berita televisi memberi kita gambaran betapa
bobroknya negeri ini, kasus korupsi merajalela, tidak pandang wanita, pria, tua
maupun muda. Dan ini membuat saya bertanya, siapa yang harus saya percayai?
Sedangkan pejabat yang dulunya hanya seorang yang biasa, tapi memiliki wibawa
dengan obral janji, yang kita usung-usungkan, kita bangga-bangga kan untuk
menjadi pemimpin dengan harapan lebih baik di masa depan tapi ternyata telah
memakan uang kita untuk kesenangan pribadi, telah memakan hak-hak kita untuk
kemewahan pribadi, dan lebih mengenaskan lagi penegakan hukum yang sangat
lambat, hanya dihukum penjara sekian tahun dan dengan penjara yang pelayanannya
mewah layaknya hotel berbintang lima.
Jika dibandingkan dengan masyarakat kalangan bawah yang mencuri,
merampok dengan jumlah yang tidak seberapa dibandingkan para pejabat, tapi
mereka harus mendapatkan hukuman yang sebanding dengan pejabat dan pelayanan
nya pun sangat buruk. Saya merasa ini sangat tidak adil, karena saya yakin
masyarakat yang pernah melakukan perbuatan mencuri dan semacamnya bukanlah
karena keinginan sendiri, tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang serba-serbi
mahal ini.
Seharusnya kita bertanya, kenapa banyak sekali kasus-kasus
kejahatan di negeri ini? Pernahkah kalian mendengar pepatah “ buah jatuh
tidak akan jauh dari pohonnya” dan seperti itulah keadaan Negara ini.
Pemerintahan yang buruk akan menghasilkan masyarakat yang buruk pula, tapi
seburuk-buruknya masyarakat karena meniru sifat dan sikap pejabatnya.
Lagi-lagi saya sangat merasa jengkel dengan kalangan atas, banyak
yang mengumbar kebaikan yang dilakukannya, mungkin ada juga yang sengaja
mengundang media, cari sensasi sekali anda.bisakah anda mengulurkan tangan
dengan ikhlas, tanpa niatan mencari sensasi untuk diagung-agungkan? Tanpa
unsur-unsur politik? Semoga Allah memberi anda hidayah.
Saya teringat cerita tentang Khalifah Umar bin Khatab, betapa
makmurnya saat itu, dan adakah sosok pemimpin seperti beliau lagi? Yang lebih
mengutamakan masyarakatnya dibanding dirinya sendiri. Mungkin ada yang tidak
mengetahui sosok Umar bin Khatab dan saya ingin sedikit bercerita tentang
beliau.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW umat islam sangat resah karena
kehilangan sosok pemimpin yang dicintainya, akhirnya terjadi lah musyawarah dan
terpilihlah Abu Bakar asshidiq menjadi
khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah SAW, dan setelah wafatnya Abu Bakar terpilihlah
Umar bin Khatab untuk menjadi khalifah selanjutnya. Umar bin Khatab adalah
sosok yang keras kepala, tegas namun sangat menyayangi masyarakatnya, beliau
sangat adil pada masa kekhalifahannya, sehingga siapa-siapa yang berani berbuat
curang akan diberi hukuman, pejabat yang lebih mengutamakan diri sendiri akan
diturunkan tidak memandang teman dekat atau apapun. Dan beliau sangat
menyayangi hewan-hewan, pernah beliau mendapati jalanan yang rusak, lalu beliau
segera menyuruh orang untuk memperbaikinya dan beliau berkata “ jika ada
keledai yang tersandung, pastilah Allah akan mempertanyakan kepemimpinan ku”,
tidak hanya itu Umar juga sosok yang sangat sederhana dan enggan
bermewah-mewahan, siapa yang tidak senang mempunyai pemimpin seperti itu?
Pastinya semua mengharapkan dan mendambakan pemimpin seperti itu.
Jika memang tidak ada lagi pemimpin yang bisa diharapkan dalam
kepemimpinannya, marilah kita sebagai generasi muda maju dan bersatu untuk
membangun negeri tercinta ini, satukan berbagai visi misi untuk memperbaiki
berbagai tatanan didalam negeri ini, mengulurkan tangan dimanapun kita berada,
menjadi sukarelawan tanpa pamrih, jangan menunggu suatu perubahan karena tidak akan
ada perubahan tanpa ada yang mau merubahnya, kita sadarkan semua pemikiran
salah selama ini, karena selemah-lemahnya iman seseorang adalah hatinya.
Kita hilangkan sifat egois yang tertanam didalam hati kita, kita
buang sifat angkuh yang bersarang dalam diri, kita hilangkan sifat senang
menghamburkan uang untuk hal yang tidak bermanfaat, sekarang adalah saatnya
kita generasi muda merubah Negara ini, saatnya kita melihat dan mengulurkan
tangan kita untuk mereka yang meraung-raung meminta pertolongan, kita cukupkan
kesedihan yang menimpa saudara-saudara kita, kita ajarkan kasih sayang sebagai
sesama manusia dan pentingnya berbagi.
Komentar